Share This Article
Halo, Mom... sudah pembagian nilai akhir semester, nih. Bagaimana dengan hasil nilai akhir Ananda? memuaskan? Insyaallah memuaskan, ya. Jika tidak, anggap saja sebagai ujian cinta kasih kita. Gimana, ada niatan liburan? Jika ada yuk sesekali kita wisata edukasi ke satria mandala.
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya, jangan jadikan nilai akademis sebagai tolok ukur cinta kita. Kesuksesan mereka bukan dinilai dari nilai akademisnya, tetapi karena dukungan, doa, dan cinta kitalah yang menjadikan buah hati menjadi sukses berkarya dan mampu hidup berguna dewasa kelak.
Dimana anak-anak hanya mampu melihat pesawat terbang dengan mendongakkan kepala, hanya mengetahui kemerdekaan Republik Indonesia, melalui cerita saja. Tetapi, kali ini kami mengajaknya untuk melihat jelas alat transportasi udara secara nyata, bahwa pesawat terbang yang mereka lihat tidak kecil, tetapi besar. WOW!
Begitupun dengan cerita sejarah yang mereka dengar, seperti Kemerdekaan Republik Indonesia, sekarang anak-anak dapat melihat melalui diorama yang terpajang rapi di dalam Museum Satria Mandala.
Kami pun melaju dengan besi kuda kesayangan keluarga kami menuju Museum Satria Mandala tepat pukul 09.00 pagi dari Bogor. Menikmati gedung-gedung pencahar langit di sepanjang Jalan Gatot Soebroto nan megah menawan membuat rasa rinduku terobati. Rindu ketika masih menjadi wanita karir pada masanya. Hehehehe
Tibalah pukul 11.00 saatnya kita berwisata edukasi ke Satria Mandala. Di sini kita merogoh kocek Rp15.000 untuk harga tiket, dua orang dewasa dan satu anak usia lima tahun, dibawah usia lima tahun tidak dikenakan tarif. Artinya GRATIS. Wawww!! Murah kan? Berarti, satu orang baik dewasa maupun anak-anak, tarif masuk ke Museum Satria Mandala, sama saja, hanya Rp5000.
Baca Juga: Dampak Menyekolahkan Anak Terlalu Dini
Halaman Depan Museum Satria Mandala
Transportasi



Di halaman depan Museum Satria Mandala, mata kita sudah disuguhkan replika Kapal RI Matjan Tutul – 602 yang memesona. Replika ini menarik perhatianku. Kapal perang ini menjadi saksi bisu ketika pertempuran Laut Arafuru. Kapal ini dibeli dari Negara Jerman Barat pada tahun 1957 lalu. Kapal RI Matjan Tutul ini memiliki panjang 42.6M dan lebar 7.1M.
Nama-nama pahlawan yang gugur dalam pertempuran laut Arafuru, yaitu:
- Josaphat Soedarso
- Wiratno
- Memet Sastrawiria
- Tjiptadi
- Bambang Soesilo
- Soepomo
- Antonius Tugiman
- Atjep Hanafiah
- Frans Ahulaheluw
- Burhanuddin Saman
- Saliman
- Ngadi
- Djazuli
- Soekirno
- Sahabudin
- Mistar
- Banuriyadi Kadir
- Isman
- Moehammad
- Herry Kasijanto
- Sadikin
- Marsimin
- Soekarno
- Sujono
- S. Languju
Restoran
Selain itu, terdapat sebuah tempat makan yang unik. Tersedia bangku-bangku di bawah pohon hingga tempat untuk piknik beralaskan kain tipis. Namun, jika kita ingin menikmati sensasi piknik di halaman depan Museum Satria Mandala, disarankan untuk reservasi terlebih dahulu. Makanan dan minuman yang tersedia pun beraneka ragam, harganya pun mulai dari Rp25.000-Rp45.000 untuk minuman dan Rp35.000-Rp145.000 untuk makanan.


Ruang Utama Museum Satria Mandala
Pintu Masuk
Lalu kita mulai menjelajah ke dalam Museum Satria Mandala. Ketika masuk, kita sudah disuguhkan tulisan besar PROKLAMASI di dinding dan bingkai urutan Presiden serta Wakil Presiden Republik Indonesia.

Baca Juga: Peran Ayah Bagi Tumbuh Kembang Anak
Ruang Diorama
Pada sisi kiri Museum terdapat banyak sekali Diorama. Mulai dari diorama pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945, Pembentukan Badan Keamanan Rakyat 22 Agustus 1945, Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat 05 Oktober 1945, dan Pertempuran Surabaya 10 November 1945. Disetiap diorama, terdapat penjelasan pristiwa tersebut, jadi kita dapat memahami dan mengenang sejarah-sejarah yang disediakan melalui diorama itu.

Ruang berikutnya ada beberapa kursi dan meja, Letjen Oerip Soemohardjo ketika menerima tamu dan bekerja. Tidak hanya itu, ada pula pakaian Jenderal A.H Nasution.



Di satu ruangan khusus terdapat patung, pakaian kerja, dan berbagai macam foto Presiden Soeharto pada masa Orde Baru. Pada saat kita menjelajah, Abi pun menjadi seorang tour guide untuk Omar dan Tsabit, “jadi Kak, Dik, Bapak A.H Nasution, Bapak Soedirman, dan Bapak Soeharto adalah Jenderal besar, beliau memiliki pangkat bintang lima yang diberikan oleh TNI. Kalau om-om yang lainnya, memiliki bintang hanya empat, nah Bapak Jenderal A.H Nasution, Bapak Soedirman, dan Bapak Soeharto, bintangnya sudah banyak sekali, Kak, Dik. Sudah lima, itu sebuah penghargaan tertinggi dari TNI. ” “Terus Kak, Dik. Bapak Soeharto ini pernah menjadi Presiden kita, Republik Indonesia. Mulai tahun 1968-1998, berapa lama tuh Kak? Bisa nggak Kakak hitung? ” Omar pun menjawab dengan polosnya, “banyak, Bi.” Kami pun tertawa, “30 tahun, Kak” jawab Abi.
Abi hanya bisa menjelaskan ala kadarnya, versi anak-anak sesuai usia Omar (5 th) dan Tsabit (3 th). Berharap mereka tahu, setidaknya ingatlah moment jalan-jalan melihat sejarah negara kita tercinta. Kami ingin menciptakan kenangan seru saat wisata edukasi ke satria mandala.
Baca Juga: Tips Memilih Sekolah
Sejarah
Di tempat lain lagi, kami menemukan diorama pristiwa-pristiwa sejarah negara tercinta, seperti Pertempuran Bogor, Pertempuran Cibadak, Pristiwa Ambarawa, dan Bandung Lautan Api, serta Tanda Bahaya dalam Perang Kemerdekaan.
Pertempuran Bogor

Pertempuran ini terjadi karena Inggris meminta Indonesia untuk menyerahkan Istana Bogor. Pada tanggal 08 Desember 1945 itu, serdadu-serdadu Inggris menyerang Istana Bogor dan menurunkan bendera merah putih.
Kejadian ini menimbulkan amarah bagi para pemuda. Pemuda yang tergabung dalam Barisan Berani Mati, akhirnya menyerang kedudukan musuh yang berada di sekitar kota Paris, Pabaton, Kebun Raya, dan Istana Bogor. Keesokan harinya musuh mendatangkan bala bantuan dari Jakarta, kehadirannya disambut dengan perlawanan para pemuda Bogor.
Peristiwa ini terjadi di Jalan Banten, sekarang menjadi Jalan Kapten Muslihat di sekitar Istana Bogor. Itulah kilas sejarah Pertempuran Bogor.

Pada diorama ini, lagi-lagi Abi menjelaskan pada anak-anak. “Jadi Kak, Dik, pada zaman dahulu ketika ada bahaya, ditandainya dengan kentongan ini. Jika kentongan ini berbunyi, maka om-omnya akan siap-siap melawan musuh. Kentongan ini Kak, Dik biasanya terbuat dari batang bambu atau kayu jati yang dipahat. Gitu Nak.”
Ruang Bawah
Setelah kami melihat-lihat sejarah pristiwa Republik Indonesia, kami melangkahkan kaki menuju ruang bawah, yaitu Ruang Senjata. Di sini tersedia banyak sekali senjata api yang terpajang rapi pada etalase yang tersedia.


Selesai dari Ruang Senjata, kami menuju pintu keluar, dan mata kami disuguhkan pesawat terbang serta ambulans yang dipakai pada masa penjajahan.


Perjalanan wisata edukasi ke satria mandala kali ini sangat menyenangkan bagi Omar dan Tsabit. Mereka dapat melihat wujud pesawat terbang sesungguhnya, mengetahui sejarah negara kita tercinta, dan mengenal pahlawan-pahlawan yang telah gugur saat peperangan.
Sejarah, tidak hanya untuk sekedar dibaca. Tetapi, ajaklah pahlawan kecil kita untuk melangkah melihat wujudnya melalui museum. Pergilah ke tempat bernilai, agar buah hati memiliki wawasan seluas samudera.
Tidak hanya nilai edukasinya saja, tetapi ketika kita berlibur bersama keluarga, kita juga dapat menguatkan bonding antara orang tua dan anak, dan masih banyak lagi manfaat lainnya jika berlibur bersama.
Semoga tulisan ini bermanfaat, ya.
32 Comments
Mentari
Wah boleh juga nih wisata edukasi ke sana. Mudah-mudah pandemi segera berakhir biar bisa ke sana..
Laila Dzuhria
Kita berdoa bersama agar wabah ini segera pergi, ya. Aamiin.
y Adam
Wah menarik juga ya.
Bisa belajar sejarah nih kalau main ke sana.
Laila Dzuhria
Yuppp mas.
Embu RafiRafa
Ini,,,baru wisata buat anak,,,ada pesawat terbang,,,yang terbang di langit aja pada girang banget liat ya,,,apalagi ini liat langsung pesawat yang penuh sejarah,,,pasti pada kepo banget,,,harga terjangkau lagi…
Laila Dzuhria
Benar banget ini say.. kita harus kembangkan wisata edukasi kepada anak, ya. Murce pula. Heheheh
nurulrahma
anak2 pasti girang, hepi bahagia dan nambah wawasan bangeeett kalo diajak ke Satria Mandala.
Sayangnyaaa… JAUUUHH dari Surabaya 😀
moga2 suatu hari nanti dpt kesempatan cuss ke sini
Laila Dzuhria
Aamiin sayang..
Dian Restu Agustina
Lengkap sekali cerita wisata edukasi ke Museum Satria Mandala-nya, Mbak..Terima kasih:)
Lengkap sekali ya ternyata. Saya cuma pernah lewat saja
Karena kunjungan ke museum ini jadi kunjungan wajib anak SD di Jakarta. Jadi kedua anak saya saat kelas 5 sudah berkunjung ke sana. Ortunya jadi ga ngajak lagi hihihi.
Wah, pengin ke sana ah biar saya tahu juga sejarah sekalian anak-anak biar ingat lagi.
Laila Dzuhria
Iya Mbak. Bermanfaat banget kalau ke Museum.
Maria Soemitro
wow harus kesini dong saya ….
belum pernah ke Museum Satria Mandala, tapi kayanya harus ke Museum Mandala Siliwangi, supaya lengkap
dan nulis reviewnya ^^
Laila Dzuhria
Nah boleh tuh Mbak.
Dian
jalan jalan ke museum menjadi salah satu alternatif mengisi liburan sekolah ya mbak
anak anakpun jadi tahu tentang sejarah
Laila Dzuhria
Betul say..
Dyah ummu AuRa
Kalau anakku diajak ke musem Satria Mandala ini pasti bakal happy banget mbak. Apalagi tempatnya bersih dan terawat begini. Mereka bisa mengenal sejarah lebih banyak dengan cara yang tentunya menarik
Laila Dzuhria
Iya mbak. Seru lho.
Fionaz Isza
Aq tuh seneng banget kalo ngajak anak2 buat ke wisata edukasi kayak gini. Senengnya itu bisa belajar sejarah trus harga tiket masuknya juga murah abis hehe
Nurul Sufitri
Udah lamaaaa banget aku ga berkunjung ke Museum Satria Mandala 🙂 Padahal terbilang dekat dari Jagakarsa sih. Seringnya hanya lewat hihihi. Bagus banget mbak ulasannya, lengkap. Diorama2 mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan yang berani mempertaruhkan jiwa dan raga mereka ya. Pesawat terbang, senjata, seragam tentara dll masih terawat dengan baik di museum ini.
Laila Dzuhria
Iya mbak. Masih terawat banget, mana bersih, nggak ada debu sama sekali lho. Tapi jujur ya. Setiap masuk museum entah kenapa feeling bad lho. Wkwkkw kaya berasa serem sendiri.
Melina Sekarsari
Ya ampun, sampai lupa berapa kali melewati Museum Satria Mandala ini saking seringnya tapi belum pernah masuk. Ya teranglah, lewatnya pun seringnya ada di tol dalam kota, sih, hihihi …
Museum di Jakarta udah dibuka ya, Mbak? Di Bogor masih pada tutup nih, padahal anak-anak suka loh main ke museum. Apalagi museum jaman sekarang tuh penataannya lebih cantik, nggak membosankan. Jadi lebih memancing rasa penasaran anak-anak. Bagus kan ya, untuk sarana edukasi bagi mereka. Kalau membaca buku thok, pasti beda sensasinya.
Laila Dzuhria
Betul kalau hanya membaca cuma ooo ooo doang. Tapi kalau lgs melihat bentuj-bentuknya, cerita dalam boneka, misalnya. Pasti akan lebih antusias dan teringat.
Wahid Priyono
Selama ini orang bermain ke museum atau wisata edukasi sangat minim informasi dari apa yang dilihatnya walaupun ada tulisan. Menurut saya, ke depannya akan sangat bagus jika ada petugas yang menjelaskan langsung di setiap spot2 museum atau wisata edukasi seperti satria mandala ini supaya pengunjung akan semakin antusias dan mendapat pelayanan yang jauh lebih mengesankan…
Laila Dzuhria
Iya benar mas. Memang jarang d museum ada petugasnya. Alhamdulillah suami cinta sejarah, jadilah dia yg menjelaskan ke anak2. Heheheh
Intan Daswan
Wah, kayaknya seru banget nih kalau bisa ngajak anak-anak ke sini. Liburan sekalian ngasih edukasi juga. Liburan murah meriah nih…
Moch. Ferry
Tempat edukasi wisata bagi keluarga, memberikan bekal wawasan sejarah pada generasi sebagai bagian menanamkan semangat kepahlawanan.
Nanik Nara
Ini baru wisata edukasi yang mantap. Melihat benda-benda peninggalan sejarah, belajar sejarah melalui diorama. Saya kalau ngajak anak ke museum suka mati kutu, nggak bisa jawab pertanyaan mereka. Sebenarnya kesempatan untuk saling belajar juga bersama anak-anak.
Museum kayak gini, tiket masuknya murah, tapi sayangnya jarang dilirik masyarakat untuj jadi tujuan wisata.
Laila Dzuhria
Iya mbak. Jarang bgt orang ke museum.
nyi Penengah Dewanti
Suka banget aku kalau mengajal liburan ke tempat-tempat bersejarah begini mba, setuju banget sih sama yang ditulis mba Laila. Meski belum ada anak, tapi jaman belum ada corona aku seringnya ikut acara yang dekat dengan sejarah begini
Laila Dzuhria
Iya, jadi tambah ilmu ya Mbak.
ovie
Liburan sekalian belajar sejarah perjuangan Indonesia. Jadi dua-duanya dapat. Anak merasa senang dan tetap mendapakan pengetahuan baru di museum satria mandala.
Annie Nugraha
Tahun berapa ya saya terakhir ke museum ini? Mungkin sudah puluhan tahun yang lalu. Itupun dalam rangka menemani keponakan yang sedang mengerjakan tugas karya ilmiahnya. Disini, kalau tidak salah, adalah rumah dan tanah yg dimiliki oleh salah seorang istri Bung Karni