Share This Article
Kalian pernah nggak sih, lagi nyuapin anak, disambi masak, dan nyapu? Terus pas kalian lihat, ealah pak suami lagi ketawa lepas sambil bermain ponsel pintar. Pernah begitu? Rasanya gimana? Gemes banget ya. Udah gitu, kalian lampiaskan kekesalannya pada penggorengan, saat mencuci prabotan. Kalian banting penggorengannya, berharap suami sadar gitu lho, kalau kalian butuh bantuan. Nah, kali ini aku mau berbagi tips menjaga komunikasi dengan suami.
Baca Juga: Adab pada Anak
Agar tidak terjadi emosi jiwa, sekarang kita simak dulu yuk, apa saja sih tips menjaga komunikasi dengan suami, agar rumah tangga menjadi adem ayem.
Bahasa Istri
Kode
Kode-kodean adalah bahasa yang tidak jelas, sehingga suami kurang paham mau kita. Misal kita butuh bantuan suami, ya sudah bilang terus terang, jangan memberikan wajah manyun dan barang dibanting, kasihan barangnya. 😀😀
Ketika meminta bantuan pun sama mas bojo, kita juga harus sopan. Misalnya, “Mas, mau bantu aku nggak? Tolong main sama anak-anak dulu, ya. Bunda mau nyuci prabot sehabis masak.” Nah, insyaallah jika kita berbicara terus terang suami akan membantu.
Bahasa Karet
Bahasa yang berlawanan dengan maknanya. Seperti di atas, ketika ditanya, kamu kenapa? Dijawabnya apa? Nggak apa. Gitu kan? Padahal sebenarnya kesal karena tidak ada yang membantu ditambah lagi lelah badan dan hayati, Bang. 😀😀
Menurut Ummu Balqis itulah bahasa karet dan kode. Tipe komunikasi yang harus kita hindari, apalagi sama suami. Inget, say, kita menikah bukan sama cenayang yang mampu membaca pikiran kita. Bukan!
Jadi kalau ditanya kenapa? Yasudah jawab jujur saja. Misal, suamiku sudah paham gaya marahku – diam seribu bahasa dan menyendiri. Akhirnya dia samperin aku ke kamar, “kamu kenapa?” Ketika ditanya seperti itu, langsung auto curhat keluar. “Iya aku sebal sama kamu, karena kamu bilang aku nggak banyak tahu. Aku tersinggung.”
Sampai disitu jelas, mengapa aku marah. Ternyata ada perkataannya yang menyinggung. Langsunglah beliau meminta maaf dan kita kembali berbaikan. Ketika semua jelas, insyaallah rumah jadi adem, bisa saling bermaafan, menjelaskan maksudnya seperti apa, gitu.
Untuk bahasa kode pun sama sebaiknya kita hindari. Tidak perlu membanting barang. Jika memang butuh bantuan langsung bicarakan. Tetapi, harus jelas, suami kita harus bagaimana.
Pernah suatu ketika, aku meminta tolong suami untuk mengganti sepre, “Mas, nanti mau tolongin aku nggak? Tolong ganti sepre kamar ya, aku lelah habis masak sama nyapu tadi.” Pintaku. Dia pun menjawab dengan semangat, “Oke!”.
Selang beberapa menit setelah suami mengganti sepre, aku masuk ke kamar, dannn apa yang terjadi??? “Lho Mas, kok cuma sepre yang diganti? Kamu nggak ganti sarung bantal dan gulingnya?” Tanyaku shock melihat karya suami.
Dia pun menjawab, “kan kamu tadi cuma bilang tolong ganti sepre, ya sudah aku ganti sepre saja.”
“Ya orang sekalian Mas, ganti satu paket, kalau ganti sepre ya sekalian sarung bantal gulingnya.” Jelasku.
“Kan berbeda, ini apa?” Tanyanya sambil mengangkat sarung bantal guling. Dan aku menjawabnya.
“Ya sudah berarti kamu yang salah, harusnya bilang minta tolong ganti sepre, sarung bantal, dan guling juga.” Jelas suamiku.
Okelah. Akhirnya bukan pertengkaran yang muncul, tetapi tawa yang terlepas dari mulut kita. Hal remeh seperti ini pun bisa membuat suasana rumah tangga adem ayem, sist.
Hal seperti ini yang sering terjadi dalam rumah tangga. Jadi ketika kita ingin meminta bantuan pada suami, maka berikanlah intruksi yang jelas, padat, dan singkat.
Tips lancar berkomunikasi dengan suami
Itulah tips lancar berkomunikasi, versiku. Dahulu juga aku tipe wanita pengkode dan wanita karet. Tetapi, setelah belajar dari Ummu Balqis, alhamdulillah belajar pelan-pelan dan akhirnya terbiasa.
Tahu nggak sih rasanya ketika kita sudah berbicara blak-blakan? Semua tenang, adem, tidak ada salah paham, minim pertengkaran.
Nah ketika rumah adem, tenang, insyaallah membawa kebaikan. Aamiin.
Segini dulu ya aksara “Menjaga Komunikasi Dengan Suami” semoga tulisan ini bermanfaat. Aamiin.
17 Comments
lksaalmunawaroh
Komunikasi dengan suami menjadi bagian kebutuhan berumah tangga, suami san istri ibarat sahabat
lailadzuhria
Benar banget say..
Dian Restu Agustina
Bahasa kode dan bahasa karet kalau diingat memnag lucu ya, itulah beda persepsi antara perempuan dana laki-lakai. Meski sudah hampir 19 tahun menikah aku kadang masih gitu…maunya pakai kode aja suami ngerti hihihi, tapi ya sampai nanti ga ngerti
lailadzuhria
Bener banget. Dl aku juga gt, tp yg ada makan hati sendiri mbak. Wkwkkw mana suamiku tipe cuek bgt, malah nanti makin makan hati. Hd yaudahlah aku to the point sj klo mau apa2 dan knp2.
Wahid Priyono
Inget waktu pacaran dulu, sering pake kode-kodean kalo pas di publik hahaha, ya memang menghadapi sosok laki-laki itu harus penuh kesabaran, karena bawaannya yang super santai. Kadang sering dijeritin istri aja pura-pura gak denger. Padahal emang sengaja mancing-mancing dan kadang ngetes emosi si istri seberapa stabil….hehe…jahat gak ya ini mah? ya sebetulnya laki-laki itu peka dan baik hatinya kok dan banyak juga yang sayang sama istrinya…
lailadzuhria
Nah bener, suamiku jg suka gitu Mas. Katanya seneng isengin Manda, apalagi kalau sudah manyun. Ternyata gt y cowok.
Ade anita
Baru tahu istilah bahasa karet. Kalo aku dulu kendala komunikasi dg suami lebih karena shock culture sih. Aku sumatra dan suami jaqa keraton solo gitu. Tapi seiring waktu akhirnya sama2 nyesuaian diri
Mia Yunita
Wkwk, kalo lagi ada pikiran aku juga kadang tulalit. Suami bilang apa, akunya ngerjain apa. Jadi sudah semestinya kalo lagi ada pikiran ya didiskusikan juga dengqan suami, biar nggak mikir sendiri tapi ada yang nemenin.
@nurulrahma
Muahahaha, ini kok related banget dgn banyak pasutri ya Mba
Sini, siniii toss dulu kitaaa 😀
Memang begitulah, komunikasi dgn suami kudu dilakukan dgn lebih intens dan lebih baik.
fennibungsu
Biar lancar komunikasi jangan kebanyakan kode juga ya. Kalau ya peka, lah kalau nggak ya kan bikin kesel ya haha. Ini jadi pembelajaran buat daku pas besok berumahtangga.
Nara
Capek sendiri emang kalau pakai kode kode an gitu.
Kalau saya mending ngomong langsung, kadang malah sambil teriak “Bang, tolong temani anak-anak, aku mau….”
ysalma
Bener banget.
Berbicara dengan pasangan memang harus jelas, untuk menghindari kita sebagai pasangannya lelah jiwa.
Kalau bisa diungkapkan dengan kata yg jelas dan detail, kenapa harus berkode yg membuat salah paham.
Etapi, semua kembali ke kebiasaan pasangan masing-masing sih, saling support.
Maria Soemitro
hihihi khas laki-laki ya? Nggak cuma suami, anak laki laki juga
harus bilang jelas, apa dan bagaimana instruksinya
kalau anak perempuan? Sama juga sih, hahhaha 😀
Ira Hamid
komunikasi dengan suami itu penting banget yaa, Mba. Komunikasi yang buruk dapat membuat rumah tangga gak bahagia, terlebih bila sudah punya anak, komunikasinya wajib banget berjalan baik
annienugraha
Komunikasi terbuka dengan suami sebenarnya bukan cuma sebatas hubungan antara 2 orang, tapi juga jadi sarana untuk melanggengkan hubungan itu sendiri. Menghindari kesalahpahaman, syakwasangka, serta rasa adem di hati.
ameliatanti
hihihi suami memang bukan ditakdirkan sebagai dukun
apalagi di keluarga – biasanya anak laki laki yang tidak dibiasakan mengerjakan pekerjaan rumah dia meraba raba maksud hati istrinya yaaa
lailadzuhria
Iya Mbak..