Share This Article
Assalamualaikum mamud yang cantik dan saliha. Bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu, ya. Siapa nih mama muda yang suka pusing memilihkan sekolah untuk anaknya? Apa saja sih yang biasa dipusingkan oleh mamud? Soal biaya? Jarak? Lalu apa lagi? Kali ini aku mau berbagi tips memilih sekolah.
Kalau untuk saya sendiri, mencari sekolah untuk buah hati tercinta pasti harus memikirkan kegiatannya apa saja, apakah ada parenting classnya, dan yang paling penting mengedepankan ahlak atau akademis? Seperti calistung dan sebagainya.
Kebetulan ini kali pertama saya memasukkan buah hati ke prasekolah. Usia si sulung yang sudah di angka 5 tahun 9 bulan saat itu saya masukkan ke TK B. Dan inilah tips dan trik yang saya lakukan ketika memilihkan sekolah untuknya.
Tips Memilih Sekolah
Jarak
Kita harus memikirkan jarak antara rumah dengan sekolah. Apakah memakan waktu yang cukup lama hingga berjam-jam atau tidak? Mengapa jarak harus menjadi pertimbangan? Karena, agar anak tidak merasakan jenuh, stress, dan lelah dalam perjalanan. Hal tersebut dapat mengakibatkan buah hati tidak memiliki waktu bermain yang cukup dengan teman-temannya dan tidak semangat dalam belajar.
Biaya
Biaya menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih sekolah. Karena, kita harus menyesuaikan kemampuan perekonomian keluarga.
Visi
Mungkin sebagaian orang tua berpikir buat apa mencari sekolah harus mengetahui terlebih dahulu visi dari sekolah tersebut? Ya, karena menurut saya pribadi, ada beberapa sekolah yang mengedepankan akademis ada pula yang mengedepankan karakter buah hati.
Nah hal tersebut harus kita pikirkan masak-masak. Jika kita ingin mengedepankan karakter (adab, kemandirian, empati, simpati) pada buah hati. Maka, carilah sekolah yang sesuai dengan visi kita tersebut. Seperti sekolah PAUD LPI (Lembaga Pengembangan Insani) di Bogor. Insyaallah sekolah tersebut sesuai dengan visi saya.
Kegiatan
Ketika kita memutuskan untuk buah hati bersekolah, mana mungkin kita tidak mencari tahu kegiatan-kegiatan apa saja yang nantinya akan didapat. Sehingga kita harus mencari tahu.


Seperti, misalnya pada sekolah PAUD LPI (Lembaga Pengembangan Insani), kegiatan yang biasa dilakukan adalah: salat duha berjamaah, manasik haji, memanfaatkan barang bekas (daur ulang), membedah hewan, mengenalkan nama-nama dan bentuk sayuran serta buah, moving class (bertujuan melatih daya pikir anak serta kemandirian), dan sebagainya.
Berkarya tanpa Batas
Anak-anak mengeksplor dengan menggoreskan warna warni favorit tanpa paksaan. Mereka semangat, senang, dan bahagia. Coretan tangan halus mereka, menghasilkan lukisan yang indah dan bermakna.
Ibu Eha Zulaeha, Kepala Sekolah PAUD LPI
PAUD LPI (Lembaga Pengembangan Insani) ini tidak hanya mengedepankan karakter anak. Namun, juga membentuk kemandirian buah hati. Seperti, orang tua tidak diperkenankan mendampingi buah hati tercinta di sekolah, cukup mengantarkan hingga gerbang, lalu anak menjalani kegiatannya bersama para guru.
Anak pun diajarkan untuk mampu melayani dirinya sendiri. Seperti, makan sendiri, toilet training, dan merapikan mainan.
Kurikulum
Ketika kita mencari sekolah untuk buah hati, tentu kita juga harus mencari tahu kurikulum apa yang digunakan oleh sekolah tersebut. Apakah hanya kurikulum 2013 saja, atau ada perpaduan kurikulum yang dibuat oleh sekolah tersebut. PAUD LPI (Lembaga Pengembangan Insani) sendiri menggunakan kurikulum karakter, dengan menggunakan metode sentra.
Lalu setelah kita menimbang hal-hal di atas, apa lagi yang harus mamud lakukan?
Trik Mengenalkan Sekolah
Ketika anak sudah cukup usia untuk sekolah baik prasekolah maupun SD, kita perlu berdiskusi aturan-aturan ketika sekolah nanti.
Itulah tips dan trik memilih sekolah untuk anak. Jika ada mamud yang tinggal di daerah Bogor, dan tertarik dengan sekolah PAUD LPI silakan menghubungi sekolah tersebut.
Diskusi
Tidak mungkin ketika anak akan bersekolah kita langsung saja memasukkan buah hati ke sekolah tersebut tanpa adanya keterlibatan ananda tercinta. Misalnya, ketika sudah waktunya, kita bisa membuka pembicaraan dengan, “Kak, sebentar lagi kakak sekolah lho. Karena usia kakak sudah mau 6 tahun.” “Kakak nanti kelas TK B dulu, ya satu tahun.” “Kakak mau sekolah di mana?” misalnya anak menjawab yang ada mainannya.
Kita bisa memberikan pilihan kepada buah hati sekolah yang akan kita daftarkan. Jika anak memilih di tempat lain selain pilihan tersebut, karena melihat teman-temannya, dan sekolah tersebut tidak masuk kriteria kita. Mamud bisa melemparkan pertanyaan terlebih dahulu, sebelum berkata lebih panjang.
Tanyakan alasannya memilih sekolah tersebut. Setelah mendengarkan jawaban ananda, mamud bisa mengarahkan sekolah yang kita pilih sesuai kriteria, “Oo begitu, karena ada prosotannya, ya? sekolah A dan B juga ada kok.” “Kapan-kapan kita lihat sekolahnya, ya.”
Berkeliling Sekolah
Ketika sudah memijakkan kaki di sekolah pilihan kita, maka ajaklah anak untuk melihat suasana sekolahan tersebut. jJka diizinkan bermain di halamannya, maka biarkan anak bermain. Kenalkanlah kepada anak letak kelas, kantin, dan kamar mandi. Tidak ada salahnya juga mengajak anak berkenalan dengan tenaga pengajar di sekolah tersebut. Agar anak mengetahui suasana rumah keduanya nanti. Karena, separuh waktunya akan ia habiskan di lembaga tersebut.
Tanyakan Perasaannya
Setelah melihat-lihat sekolah yang akan dituju, tanyakan kepada buah hati, bagaimana perasaannya setelah melihat sekolah A dan B, tadi. Tanyakan juga alasannya jika anak memilih sekolah tersebut. Hal ini dilakukan agar anak merasa dilibatkan dalam memilih kehidupannya kedepan. Kita membantunya memberikan gambaran dalam keputusan yang ia pilih.
Berikan Peraturan
Ketika buah hati sudah bulat tekadnya untuk bersekolah di tempat yang ia pilih. Tugas kita saat ini adalah memberikan peraturan-peraturan yang akan disepakati berdua (orangtua dan anak).
Misalnya, “Kakak yakin mau sekolah di situ?” “Kalau gitu, nanti pas sudah sekolah, tidur malamnya jam 9, ya.” “Jika Ayah Bunda mengajak Kakak, tidur. Kakak harus tidur, ya.” “Bangunnya juga pagi, kalau dibangunin, langsung bangun, ya.”
Ketika kita menyampaikan peraturan tersebut, hindari bicara satu napas. Sebaiknya jeda setiap kalimat, maksimal 15 kata dalam satu kalimat. Izinkan anak mencerna terlebih dahulu, setelah itu kita bicara lagi. Insyaallah jika kita sudah membuat kesepakatan di awal, anak akan lebih siap dan mampu menepatinya.
Semoga tulisan ini membantu kita untuk menjadi orang tua yang lebih bijaksana dalam memberikan arahan pada buah hati. Aamiin.
39 Comments
Nurul Rahma
Milih sekolah ini super tricky banget
aku puyeengg kalo udah urusan pilih sekolah anak
apalagi ketika menginjak jenjang sekolah menengah
mumettt
Laila Dzuhria
Disamping kita hrs siapin biaya hrs siapin byk hal y mbak.
Moch. Ferry
Memang ada perhatian referensi memilih sekolah semenjak dini perlu dipantau dan dimusyawarahkan semenjak awal
Maria Soemitro
bagus sekali tulisannya, sederhana, lengkap dan bermanfaat
saya ingat waktu memasukkan anak ke TK dan SD, gak pernah ngajak mereka bicara
padahal penting banget ya?
Laila Dzuhria
Penting ternyata ambu. Agar anak bisa kenal lingkungannya nanti. Dan siap menghadapi kehidupannya yg baru.
uchi
Belum pernah ngalamin kemumetan dlm milih sekoalah karna di kampung ga banyak pilihan.
tp ini bisa jadi referensi nih misal nanti suatu saat pindah ke kota 😁
Laila Dzuhria
Iya say. Paling tidak terapkan yg triknya. Libatkan anak dalam memilih salah 1 sekolah tersebut atau ya ajak anak school tour. Berkeliling sekolahnya.
Annie Nugraha
Aku setuju nih kalau faktor JARAK harus wajib dimasukkan sebagai salah satu kualifikasi memilih sekolah. Apalagi pengalaman melihat teman-teman yang dulu sering banget tidak mempertimbangkan hal ini. Jadi anaknya capek duluan di transportasi. Meskipun naik mobil pribadi.
Faktor kedua yang biasanya aku pertimbangkan ya keseimbangan antara perkembangan akhlak dan akademis. Karena ilmu terbaik munculnya dari akhlak yang baik pula. Tapi sekarang kan anak TKB WAJIB sudah bisa calistung karena masuk SD wajib sudah menguasai 2 hal itu. Jadi menjelang lulus TK biasanya anak-anak dikejar untuk bisa calistung biar bisa keterima di SD.
Laila Dzuhria
Alhamdulillah TK nya Omar fokus ke ahlak Mbak Annie. Hanya perkenalan huruf saja. Dan SDnya nanti kita masukkan di sekolah Alam yanh memang memerdekakan anak. Dalam arti anak belum bisa baca tulis dn hitung pun masih diterima. Krn ownernya ngerti sekali bahwa usia dini belum saatnya diajarkan baca tulis. Bahkan ada yang udah kelas 1 SD di sekolah alam tersebut masih belum bisa baca, akhirnya pelan2 diajarkan, krn usianya juga sudah 7 tahun dan sarafnya sudah bersambungan, alhamdulillah bisa. Memang kan dalam Al Quran pun ditulis kita mengajarkan salat saja usia 7 tahun. Krn saraf2 otak anak belum bersambungan. Apalagi anak diajarkan baca, kan kasian. Ortu3 jaman skg memang harus banyak belajar dan menelaah ilmu yang didapat, ya Mbak.
Windi Astuti
sering membaca tips memilis sekolah buat anak, sellau ada insight yang kudapat. sangat bermanfaat sekali buat saya mbak. dan bisa kucontoh itu permainan yang diajarkan oleh bu gurunya. hmmmm, keren
Rhoshandha
Ya mbak,
urutannya sama dengan aku: jarak, biaya, visi, dan kegiatan
karena kita selalu berharap sekolah yang terbaik untuk si kecil
jadi kita punya standar untuk menentukan pilihan sekolah
Laila Dzuhria
Betul.. krn kalau tidak sejalan dg kita, akan terasa berat.
Wahid Priyono
Saya baru tahu nih, ada PAUD LPI untuk pengembangan islam gini. Bagus sih ada model PAUD atau sejenis SD_IT sebagai sarana untuk dakwah islamiyah…
Laila Dzuhria
PAUDnya bagus sekalo mas. Kegiatannya melatih fisik, karakter, dan daya pikir anak. Lebih ke sana dl. Krn msh Tk (prasekolah).
Mutia Ramadhani
Jarak adalah pertimbangan pertama saya, sebab anak saya masih TK. Hehehe. Nanti kalo anak sudah SMP dan selanjutnya, baru deh pertimbangan lainnya bisa dimasukkan. Prinsipnya di mana pun anak kita bersekolah, tetap harus ada pendampingan orang tua. Orang tua yang paling tahu perkembangan anaknya.
Cantika Nova
Kalau urusan pendidikan anak, orang tua kudu hati-hati karena salah pilih sekolah bisa berdampak pada si anak. Tips yang bagus thank you kak.
Sani
Selain biaya, juga banyak hal yg harus kita siapkan. Gak bis sembarangan pilih sekolah buat anak. Karena lingkungan sekolah, pendidikan, dan kualitasnya bakal pengaruh ke anak
Fenni Bungsu
Daku udah ngerasain kak waktu kecil, kalau sekolah dekat rumah itu enaknya bisa santai, gak takut macet. Malah bisa jalan kaki ketemu temen² yang satu sekolah maupun yang nggak. Ponakan daku juga menerapkan itu
Laila Dzuhria
Nah bener kan say. Berasa bgt manfaatnya kalau sekolah itu dekat.
Dyah ummu AuRa
Toss.. sama banget kita kak. aku juga mempertimbangkan jarak, biaya, visi misi dan kegiatan sekolah yang mau dijadikan pilihan. Selanjutnya diskusi ma suami dan ngajak anak-anak langsung ke sana buat ikut memilih.
Laila Dzuhria
Nahh kan sama. Toss virtual. Wkwkwk
Shyntako
Jadi inget dulu pas survei sekolah, tur deh dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Pertimbanganku pastinya kurikulum/metode pengajaran, fasilitas sekolah, kegiatan ekstranya dan pastinya sistem pembayarannya hihihi
Aisyah Dian
Setuju kak, Memilih sekolah ini bukan hal yang mudah ya kak harus disesuaikan dengan kemauan anak juga agar tidak terjadi salah menyalahkan
Hastira
betul , dilihat dari beberapa aspek ya untuk mempertimbangkan semuanya
Fida
Dulu, waktu jadi mahmud, saya sempat keliling-keling nyari sekolah buat anak sulung. Saat paud, SD, dan SMP. (adiknya ngikut yang sudah pernah dimasuki abangnya)
Nah ketika SMA, mereka mulai memilih sendiri tujuan mereka.. apalagi waktu mau kuliah … orang tua hanya bisa memotivasi dan doa aja. Selebihnya bergantun g ke usaha mereka mendapatkan kampus yang mereka mau.
Laila Dzuhria
Ya itulah tugas kita ya Mbak.. mengarahkan, mendoakan, mendukung.
Laila Dzuhria
Artikel yang bermanfaat.
leantoro
memilih sekolah dengan seksama di tingkat sekolah dasar menjadi hal yang paling penting dan harus di pertimbangkan secara matang, karena di dasar inilah perkembangan motorik anak akan mulai di pacu selain itu juga proses pembelajaran etika
Kabrina
Terima kasih atas tipsnya, Mbak. Saya jadi inget dulu pernah diajak orangtua ke TK tempat saya didaftarkan sekolah. Hehe.
Ahmad Shah Laupa
Artikel yang sangat bermanfaat sekali kakak. Saya sangat setuju dengan tips memilih sekolah diantaranya seperti jarak, biaya, visi, kegiatan dan kurikulumnya memang harus diperhatikan dan tentunya harus sesuai dengan kebutuhan si anak.
Janu Muhammad
Dari pengalaman saya di sekolah, pertimbangan jarak dan biaya adalah dua faktor utamanya. Semoga dimampukan memilih sekolah yang tepat. Terima kasih untuk tulisannya mbak Laila.
Edo - relasiparadigma
Emang si blum tau bnyak soal mengurus anak atau mendidik anak soalnya blum nikah 😅 tpi dri artikel mbak bisa jdi refrensi sy buat suatu saat jika punya anak memilih sekolah anak yg tepat sprti apa. 👍
Anggita R. K. Wardani
Wah terima kasih sekaliii infonya bun. Bisa saya save buat beberapa tahun lagi kalau anakku mau sekolah.
nurul afiati
Pas banget, saya memang lagi cari sekolah dasar untuk anak. Ketika baca post ini, mengajak anak melihat sekolah yang belum saya coba. Mudah-mudahan pandemi segera berakhir dan sekolah bisa kondusif lagi ya
Mujahidin
Memang betul, biaya selalu menjadi yang utama untuk menjadi pertimbangan dalam menentukan “kita sekolah dimana? “
Bunda Dina
Jadi teringat anakku memilih sekolah. Dia ngotot mau sekolah yang banyak pohon dan tanamannya, yang memang berkonsep sekolah alam. Belakangan dari laporan guru saya baru tahu, anak saya kalau istirahat merangkak-rangkak di sela tanaman. Alasannya, nyari belalang untuk ikan arwana di rumah 😀
Laila Dzuhria
Ya allah lucu bgt sih
dyaread
Kayaknya yg banyak jadi persoalan biaya deh kak. Pengen yg bagus tapi terhalang biaya
Narasi Nia
Setujuuuuuu.
Selain visi misi sekolah yang bersangkutan. Biaya dan jarak juga jadi pertimbangan. Supaya yang antar juga gak kerepotan