Share This Article
Sebagian orang sekitar pernah berkomentar kepada saya tentang rumah yang minim mainan anak-anak. Rumah selalu rapi, meski ada anak balitanya. Semua itu karena pola kami bermain dengan anak. Sehingga rumah terlihat rapi.
Mungkin sekedar rapi, bersih itu hal biasa, ya. Tapi, ini ada anak balitanya dan mainan yang keluar hanya sedikit dan itu-itu saja, kok bisa? Semua ini karena ada polanya. Ya, kita harus memiliki pola bermain dengan anak.
Baca Juga: Adab pada Anak
Arena Bermain
Kamar
Memang dari luar rumah kami tampak rapi, bahkan mantan Asisten Rumah Tangga saya bilang, “kalau ngeberesin rumah Manda mah enak, nggak begitu berantakan”.
Tetapi, ketika masuk ke kamar hemmm, tempat inilah yang menjadi tempat bermain kami. Bahkan kamar ini bisa 4-5 kali dirapikan lho. Meski hanya bantal, guling, selimut, kerudung, gamis, dan buku yang berserakan. Ada juga sesekali guntingan kertas atau kertas origami, tetapi itu hanya sesekali saja.
Teras
Karena konteiner mainan adanya di teras, jadi mereka hanya memainkannya di teras, sesekali dibawa ke dalam. Tetapi, itu pun yang dikeluarkan hanya yang mereka butuhkan saja. Seperti lego beberapa keping, robot, mobil, dan pompa kolam renang karet. Iya, pompa ini terkadang untuk kami bermain, meniupkan angin dari pompa itu ke telinga anak-anak dan mereka terkejut sehingga tawa memecah. Seru sekali rasanya.
Alat Bermain
Kami memang memiliki alat bermain yang cukup banyak, tetapi mereka lebih suka bermain dengan tubuh kami hehehe.

Kami selalu meluangkan waktu untuk bermain bersama buah hati. Entah bermain tebak-tebakan, bermain lompat tali, tarik tambang, kuda-kudaan, serang-serangan, bermain peran, mendongeng, membuat kreatifitas. Apapun itu kami lakukan bersama.



Ketika kami bermain bersama, kami pun merapikannya bersama. Bahkan terkadang ,Omar Tsabit sudah langsung merapikannya sendiri tanpa kita minta.


Tips Agar Rumah Rapi
Kesepakatan
Sebelum anak-anak mengambil mainannya, pasti mereka akan bertanya “apakah boleh memainkan ini?” Jikalau tidak bertanya lebih dulu, mereka langsung mengambilnya, bisa kita jeda sesaat.
Kita dekatkan anaknya, lalu tanya, “kamu mau main ya?” “Boleh kok, asal setelah dimainkan tolong dirapikan kembali ya dan ambil mainan yang kamu butuhkan saja.”
Tapi, memang sejak dahulu ketika Omar kecil mainannya hanya sedikit. Hanya bola saja, dan itu pun dimainkan bersama Manda Abi. Kita saling melempar, jika bola masuk kekolong, Omar yang ambil untuk melatih motoriknya (berangkang) dan melatih daya pikirnya, “harus bagaimana cara mengambilnya?”
Namun, bagi yang baru memulainya untuk membatasi mainan yang berserakan agar rumah rapi, harus dimulai secara perlahan dan konsisten, oke.
Baca Juga: Menjaga Kesehatan Buah Hati
Rumus
Main saja kok pakai rumus? Iya, rumus ini kudapatkan dari pakar parenting. Jadi ketika anak bermain, cukup beberapa buah saja mainannya. Misal, usia anak 3 tahun ditambah 1 buah mainan, totalnya jadi 4 buah.
Kenapa? Ya, karena anak tidak butuh mainan banyak-banyak, anak juga berlatih menyimpan mainannya kembali. Jika jumlahnya banyak, tentu anak akan lelah. Namun, jika jumlahnya sedikit anak insyaallah mampu.
Pakar Parenting
Pakar parenting yang pernah saya ikuti seminarnya, seperti Ayah Irwan Rinaldi pernah menyatakan, “jangan memberikan mainan kepada anak terlalu banyak. Bermainlah bersama anak. Nanti jika terlalu banyak mainan, anak ingatnya macam-macam mainannya. Bukan wajah orangtuanya dan kenangan bersama orangtuanya.”
Kesimpulan
Bermainlah bersama buah hati dengan anggota tubuhmu, bermainlah bersama mereka untuk merajut kenangan indah, mengikat kelekatan. Agar ketika mereka dewasa, mereka akan rindu dekapan ayah bunda, agar ketika mereka dewasa, mereka ingin selalu pulang ke rumahnya. Rumah hati orang tuanya.
27 Comments
Aisha
Benar sekali! Saya setuju dengan teori ini. Ingat sekali dulu waktu saya punya banyak mainan, yang diingat ya macam-macam mainannya aja. Pas pindah rumah dan ga bawa mainan satupun, masyaAllah yang kuingat adalah masa-masa bermain dengan orangtua dan teman kecil. Terimakasih banyak ya mbak sharingnya.
Okti
Ya ampun, salut banget dengan orang tua yang selalu ada untuk bermain-main bersama anak. Itu lucu ya Abinya dijadikan boneka hehehe…
Terimakasih tips kerapihan rumah dan cara bermainnya nih
Laila Dzuhria
Wkwkw iya mbak. Abinya nerima saja hehehhe yg penting anak2 happy.
Parenting By Rey
Setuju banget Mba, mainan anak-anak sebenarnya nggak perlu banyak-banyak, karena anak butuh teman main, bukan mainan yang banyak 🙂
Anak saya yang pertama tuh mainannya banyak, tapi jarang dimainin, dia lebih suka ikutan saya di dapur, di mana-mana.
Yang kedua juga lebih suka ngekorin kakaknya hehehe
Laila Dzuhria
Bener mbak.. mainan mereka y badan kita.
Lithaetr
Pesan banget nih, buat saya. Kalau main jangan dengan banyak mainan tapi buatlah momen berharganya. Sudah sempat mati gaya soalnya dengan permainan yang itu itu saja. Cuma akhirnya balik lagi, selama kualitas bermain bersamanya tepat, enggak masalah.
atik muttaqin
sama mba, saya pun ga banyak membelikan mainan ke anak anak, sayang uangnya heheheh. Mending saya belikan buku atau baju. Anak laki laki saya hanya main dengan mobil mobilan yang dikasih sepupu sama kelereng. Sedangkan kakak perempuannya kebanyakan main sama tetangga atau mewarnai di rumah.
Dian
Benar sekali mbak, anak anak sangat suka bermain
Apalagi jika main sama orang tuanya
Dan emang KLO main sama anak itu harus sepenuh hati sepenuh tubuh ya mbak
Dennise Sihombing
Suka deh bu dengan pola asuh cara bermain pada anak-anak.Dulu selagi anakku masih kanak-kanak mainnya lebih banyak di kebun rumah. Karena rumah neneknya luas. Jadi anak-anak lebih dekat ke alam. Mainan paling boneka dan masakan saja, tetapi tidak terlalu banyak juga
YSalma
Permainan tujuannya agar anak bisa melatih motorik halus dan kasar. Beruntung anak yg bermainnya selalu ditemani oleh orangtuanya, pastinya sangat menyenangkan dan itu tidak akan tergantikan oleh banyaknya mainan yg ada.
Salute dengan menerapkan pola bermain dgn anaknya mba.
Nanik Nara
iya bener, mainan terbaik bagi anak tuh emang tubuh orang tuanya. Permainan menggunakan fisik orang tuanya nih bisa mempererat bonding orang tua dan anak. Tapi emang butuh kesabaran orang tua juga, soalnya kadang baru aja masuk rumah, belum ganti baju, anak-anak narik tangan ortunya ngajak main
Annie Nugraha
Sesungguhnya main bersama anak tuh adalah bagian terseru dari proses tumbuh kembang anak. Serepot atau sesibuk apapun, kudu disempatkan, karena waktu ini tak akan tergantikan saat mereka sudah beranjak dewasa.
Kalau saya dulu, memang menyediakan satu kamar/ruang khusus untuk tempat bermain dan ada aturan atau pembiasaan untuk anak mengembalikan mainan setelah mereka selesai menggunakannya. Dan itu ada rewardnya. Bukan hanya soal mengembalikan mainan sih karena setiap perbuatan baik mereka selalu dikasih reward. Misal bisa makan es krim kesukaan atau beli lagi mainan yang mereka idam-idamkan di satu waktu.
Ira Hamid
anak juga pasti lebih senang kalo main sama orang tuanya yaa dibanding hanya main dengan mainannya. Main dengan orang tua juga dapat mempererat bonding anak dan orang tua
Maria G
akhirnya kembali ke orangtua ya?
mau “sedikit cape” atau menyerahkan segalanya ke gadget
membiarkan anak asyik sendiri
rumah bakalan selalu rapi, tapi anaknya “rusak”
Laila Dzuhria
Betull ambu. Malah klo spt itu ada rasa penyesalan bagiku klo anak2 nge gadget terus.
Sapti nurul hidayati
Bener juga ya, yang penting masalah pembiasaan. Mainnya ga di semua ruang dan mainannya ga semua dikeluarin. Oke, noted banget ini…
Fenni Bungsu
Kalau kebanyakan mengeluarkan mainannya yang ada jadi lama juga buat merapikannya hehe. Buat mainkannya juga belum tentu semua yang diberantakin malah dimainin ya hehe
Laila Dzuhria
Iya mbak. Semua dikeluarin tp blm tentu dimainkan. Ujung2nya keinjek emaknya. Heheheh
Naqiyyah
bermain bersama anak2 itu emang seru kadang anak2 juga protes, Umi kok enggak main lempar bola lagi? Padahal itu tugas sekolah pas TK, tapi anak2 ingatnya itu bermain yang menyenangkan loh
Laila Dzuhria
Iya tuh bnr. Belajar sambil bermain ya mbak. Jd anak tidak merasa beban. Dan yang ada jd kenangan bagi mereka.
Shyntako
memang kita bisa menanamkan nilai-nilai moral dan sosial saat bermain dengan anak, jadi dimulai dengan ada kesepakatan di awal mengenai lama dan aturan bermain, jadi anak terbiasa mengikuti peraturan
Naqiibatin
betul banget kak. tugas orang tua ya amenemani tumbuh kembang anak, dan itu semua ada rumusnya. makasih sharingnya kak
Irra
emang ya mainan terbaik anak tuh tubuh kita sendiri, bikin bonding makin erat
Nia Haryanto
Aanak-anak ini ya, segala tempat itu memang jadi arena bermain. Berbagai peralatan juga jadi alat main. Seru sih, cuma kadang suka gemes. Gak bisa rapi terus rumah. Wkwkwkw. Yang penting dunia mereka bahagia ya mom.
Laila Dzuhria
Bener mbak. Ini aja neja setrikaan dijadiin rumah2n. Kebayang g sih meja segede itu dibuat mainan ? Heheheh
Moch. Ferry Dwi Cahyono
Pola bermain dengan anak akan meningkatkan kelekatan pengasuhan positif, menggunakan media yang ada menjadi sangat penting buat kepercayaan anak
zoritoler imol
Very interesting subject , regards for putting up.