Share This Article
Assalamualaikum, orang tua pembelajar yang haus akan ilmu pengasuhan. Apa kabarnya nih para mamud hebat nan saliha? Pernah dengar atau melihat, bahkan terjun langsung pada kejadian di bawah ini???
“Ini punyaku. Jangan ambil! Ini punyaku!!!” Sering mendengar teriakkan anak-anak kita seperti itu ketika sedang bermain bersama teman-temannya?
Tidak lama terdengar suara tangisan, ya??? Ketika kita menjadi si ibu yang mainan anaknya direbut atau ingin dipinjam oleh temannya bagaimana?
Langsung menyuruh anak kita meminjamkannya? Kalau si anak tidak mau meminjamkan, biasanya kita berbicara apa ke si anak? “Pelit nih, kamu. Gak boleh gitu. Kamu harus berbagi. Harus pinjamkan mainan kamu sama teman kamu. Kasihan tuh si Utun jadi nangis.”
Baca Juga: Bunda Sarjana Rumah Tangga
Perasaan Anak
Apa momy tidak kasihan juga dengan perasaan anak momy? Apa momy tidak melihat ke diri anak momy. Bahwa ia sedang Mempertahankan Haknya.
Terus, terus kita biasanya gimana lagi? Suka tidak enak hati ya pada tetangga atau teman aka ibu si anak yang mau meminjam mainan anak kita?
Ya, ya, ya. Aku paham sekali rasanya. Tapi, mom… coba kita ganti cara di atas – memaksakan anak untuk berbagi. Dengan cara yang leeeebiiihhh baik lagi.
Gini, gini itu mainan milik anak kita, kan? Jadi, ya hak anak kita mengizinkan meminjamkan atau tidak? Kita sebaiknya hadir dalam tragedi tersebut, “Utun mau pinjam robotnya Adul? Tanya dulu,yuk. ‘Adul aku boleh pinjam tidak?’ kalau Adul belum mau pinjamin, Utun cari mainan lain dulu, ya. Tapi, kalau diizinkan, jangan lupa bilang terima kasih, ya.”
Nah, si Adul misalnya menggelengkan kepala, nih. Yasudah kita berikan penjelasan kepada si Utun, “O… Adul belum mau meminjamkan, Tun. Nanti dulu, ya. Kita tunggu sampai moodnya Adul mau meminjamkan. Coba Utun cari mainan lain dulu, ya.”

Sudut Pandang Orang Tua
Ketika kita mempertahankan hak anak, terkadang kita takut anak menjadi egois. Tidak seperti itu kok mom. Anak itu Berhak mempertahankan miliknya. Toh, kita juga menjelaskan kepada si anak, “ooo Adul belum mau meminjamkan, ya? Nggak apa. Nanti kalau sudah boleh temannya pinjam, Adul kasih, ya.” Apabila kita melakukan cara di atas, kita takut anak kita tidak mau berbagi.
Di sini kita tetap mengajarkan anak untuk berbagi kok. Tapi, tunggu sesuai kata hatinya. Kita tidak memaksakan ia untuk berbagi. Karena apa? Dewasa kelak,
Banyak di luar sana, orang-orang yang terpaksa menjalankan kehidupannya bukan karena keinginan atau kenyamanannya. Tetapi, karena keperluan orang lain semata.
Apa kita mau anak kita berbagi karena takut dimarahi oleh kita? Apa kita mau anak kita berbagi karena takut tidak memiliki teman? Sehingga ia terpaksa menjalankan hal tersebut. Ia tidak mampu mempertahankan pendiriannya, tidak mampu mempertahankan kenyamannya, sehingga anak kita mudah terbawa arus karena kita patahkan keteguhannya.
Banyakkan, di luar sana anak-anak remaja yang mudah terbawa arus karena takut tidak memiliki teman? Takut dibilang cupu? Karena apa? Karena proses pembelajaran mempertahankan haknya kita rampas, kita patahkan, dilalah ingin anak terlihat baik, terlihat suka berbagi, karena tidak enak dengan teman kita, karena kasihan dengan temannya. Tapi kita tidak lihat ke diri anak kita yang menderita di atas kebahagiaan temannya yang telah memiliki mainannya.
Apa kita mau anak kita seperti itu? Tidak memiliki pendiriannya karena haknya kita rampas? Karena proses jati diri tersebut kita patahkan? Naudzubillahi mindzalik. Jangan sampai. Mulai dari sekarang, yuk kita ubah cara pandang kita. Kita ajarkan berbagi tetapi tidak memaksakan.
Kita harus kuat untuk mempertahankan hak anak. Karena, anak berhak bahagia dan berhak belajar proses memiliki pendirian.
Terima kasih sudah membaca, semoga kita dimampukan oleh Allah menjadi orang tua terbaik dalam pengasuhan yang tepat. Aamiin.
Semoga bermanfaat.
27 Comments
Yuni Bint Saniro
Benar juga ya. Kebanyakan ibu akan meminta anaknya untuk meminjamkan mainan yang jadi rebutan itu ketimbang membebaskan mereka mempertahankan haknya. Ini pelajaran banget buatku si calon mama.
Laila Dzuhria
Semangat… calon mama. Terus belajar demi buah hati ya.
Cempaka Noviwijayanti
Wah… saya setuju banget sama tulisan ini. Kemarin pas acara keluarga baru saja kejadian, saya jadi saksi dua keponakan saya berebut minuman. Saat itu secara sepihak ortunya minta sang kakak untuk kasih minumannya ke adik. Padahal minuman itu punya kakaknya. Kasihan deh… kadang suka miris aja melihat situasi kayak gitu. Padahal mah kakak enggak selalu harus ngalah. Kan itu memang miliknya dia.
Laila Dzuhria
Benar banget mbak. Makanya kita harus menguatkann hak anak.
nurulrahma
Nah iya banget ini.
ada hal2 prinsipil yg seyogyanya kita tanamkan pd anak.
supaya jati dirinya kian menguat ya
Laila Dzuhria
Bener banget mbak. Agar mereka gak mengikuti arus.
Lithaetr
Betul bunda, anak berhak menolak ataupun memilih ingin membagi atau tidak. Sesekali kalau mereka belum nyaman untuk berbagi tak apa-apa, InsyaAllah kalau dia siap nanti juga akan berbagi. Yang penting kita tetap ajarkan dan terapkan anak untuk bisa serta mau berbagi. Keren tulisannya
Laila Dzuhria
Benar mbak, jadi aku suka suruh kakak atau adik atau teman2nya menunggu sampai si anak mood untuk berbagi.
Maya Fitriani
Ternyata aku juga masih banyak belajar cara mendidik anak nih hehe soalnya suka jadi ngga enakan sih sama tetangga atau teman saat anaknya mau meminjam mainan anak kita.
Laila Dzuhria
Benar krn gak enakan malah anak jadi korban. Kasihan, kan.
Firsty
Susah juga ya kalo anak udah rebutan. Makanya ortu biasanya suka beliin mainan yang sama sesuai jumlah anaknya. Hihii
Firsty
Susah juga ya kalo anak udah rebutan. Makanya ortu biasanya suka beliin mainan yang sama sesuai jumlah anaknya. Hihii…
Wahid Priyono
Wah memang betul ortu juga penting sekali mendampingi anak-anaknya dalam banyak hal, serta memompa semangat anak-anak untuk bijak dalam mengatur hak dan kewajibannya. Sejak dini memang setiap anak harus diberikan pengertian dengan cara yang etis dan sesuai umurnya. Pastinya, dengan kasih sayang ortu dan pemahaman kepada anak akan pentingnya persahabatan, saling menghormati penting dicerminkan kepada anak. Btw, sudah saya baca kak, semakin hati2 ternyata dalam hal urus anak.
Keke Naima
Setuju banget, Mbak. Anak juga harus diajak ngobrol tentang alsan tidak mau meminjamkan mainannya. Perlu banget didengar jawabannya. Kalau langsung dihakimi malah khawatir anak akan berlaku sama ke temannya. Dipikirnya bisa ambil milik teman seenaknya. Nanti kalau temannya gak kasih akan dianggap pelit.
Laila Dzuhria
Nah benar. Padahal setiap anak berhak atas barang miliknya.
Dian Restu Agustina
Pengingat diri ini, setuju jika anak berhak bahagia dan berhak belajar proses memiliki pendirian. Maka mempertahankan hak anak perlu kita terapkan
Laila Dzuhria
Terima kasih koreksiannya.
Onny Putranto
Tidak cuma orang dewasa, anak pun juga punya hak. Artikel ini sangat informatif. Mungkin secara tidak langsung kita pernah mengganggu hak anak. Selain artikel diatas, jangan lupa ajari anak menyelesaikan masalahnya sendiri, dan tanamkan kalau tidak mau diganggu ya jangan mengganggu.
Moch. Ferry Dwi Cahyono
Mempertahankan hak anak merupakan kewajiban keluarga di rumah karena hak anak telah diakui dunia melalui konvensi hak anak, di Indonesia hak anak sudah diatur dalam Undang Undang Perlindungan Anak
Annie Nugraha
Setuju banget dengan quotenya “Anak BERHAK untuk bahagia dan berproses dalam membentuk pendiriannya” Pengingat untuk kita bahwa anak memang dilahirkan dari darah dan daging kita, tetapi mereka adalah pribadi yang berbeda. Tugas orang tua adalah membimbing bukan menjadikan anak sebagai personal yang kita inginkan. Apalagi mengikuti kemauan dan tuntutan orang lain.
Maria Soemitro
saya selalu membelikan anak dengan adil misalnya beliin si sulung mobil-mobilan, maka adiknya juga dibeliin
tentunya dengan model yang sesuai dengan pilihan mereka
karena semasa kecil saya kerap rebutan dengan adik dan kakak 😀 😀
Tian Lustiana
Setuju, saya suka nanya alasan kenapa anak tidak mau meminjamkan mainannya, tidak maksa juga dia harus meminjamkan mainannya, anak juga berhak atas barang mainannya sendiri.
Fenni Bungsu
Masya Allah dapat pengetahuan baru lagi tentang parenting daku tiap ke sini. Jadi ilmu pranikah yang insya Allah jadi bekal kedepannya. Untuk latihannya dengan keponakan, bagaimana memahami seorang anak mempertahankan haknya
Sarieffe
Aku pernah baca juga kalau mempertahankan hak anak itu berarti kita mengajarkan kepercayaan dirinya juga ya mbak, sehingga anak berani bertindak karena benar, termasuk dalam hal membela agama dan negaranya
Katerina
Perlu cara yang tepat dalam menjelaskan sesuatu ke anak ya mbak, dalam segala hal. Dan kita pun harus melihat dari banyak sisi, agar tidak langsung menghakimi si anak atas pilihan tindakannya.
suci permatasari
terimakasih tips parentingnya sangat bermanfaat , untuk pengajaran ke murid bisa dipraktekan
Nia Haryanto
Huhu, aku nih sering begini. dengan alasan takut anak jadi egois, sering bikin anak galau antara pertahankan haknya atau malah nyerah. Pdhl memang karakter anak begitu. Toh nanti saat sudah lebih besar, dia belajar empati ya