Share This Article
Assalamualaikum semua, mamud-mamud yang cantik, Kali ini aku mau bahas tentang penghargaan yang diberikan untuk buah hati.
Jadi ramadan 2021 ini aku berasa berbeda, karena si sulung telah ikut berpuasa. Bukan aku dan suami yang memaksa, tetapi setelah setahun lalu kita sounding ke dia, dan akhirnya dia paham, nah ditahun inilah dia sudah siap melaksanakan ibadah puasa. Alhamdulillah.
Memang terasa sangat berbeda, ketika anak sudah siap dan niat melakukan dari hati. Rasanya kok ya gampang banget, meskipun sulit bangun sahur, berisik menanyakan jam, dan mengeluh lapar haus. Tetapi dia tetap menjalan ibadah puasa tersebut, bahkan saat sakit pun dia masih minta untuk puasa. Masyaallah. Ya, karena dia sudah tahu nikmatnya berpuasa seperti apa jadi dia suka. Memang betul, mengajarkan anak sesuatu terutama hal agama, buatlah dia suka dahulu, setelah dia suka dan niat menjalankan, insyaallah lancar untuk mengerjakannya.
Beberapa hari sebelum puasa ceritanya pak suami membuat sesuatu prakarya, karena aku belum tahu akhirnya aku tanya dia lagi bikin apa? Dia jawab, “Reward board” aku tanya buat siapa? dia jawab “buat Omar lah,” dengan ngegasnya. Auto senang dong, “Alhamdulillah, nah gitu dong Bi, kamu buat sesuatu untuk anak kita. Jadi aku tuh tidak merasa sendirian mencari ilmu. Kamu ada andilnya di sini,” jelasku. “Iya soalnya Omar sudah lima tahun, jadi kita harus lebih serius lagi mendidik dia,” jelas pak suami. “Sistemnya gimana itu?” tanyaku. Suamiku pun menjawab, “di situ ada beberapa kegiatannya Omar, jadi kalau sebulan ini dia bisa melakukan kegiatan itu setiap hari, nanti dia tempel di kolom yang sudah aku sediakan dengan stiker angka yang aku buat nanti, dan evaluasi akhir bulan, apakah dia sanggup melakukan kegiatan tersebut? Baru kita berikan dia hadiah yang dia inginkan, misal dia lagi mau raket, ya sudah kita kasih. Meskipun dari ekonomis tanpa reward ini kita juga mampu membelikannya, tetapi kita buat itu suatu hadiah lah buat dia. Sebagai penghargaan kita bahwa dia mampu melakukan kegiatan yang kita minta. ” Jelas suamiku.

Apa sih manfaatnya membuat papan penghargaan untuk buah hati? Kaca mata kita, hal ini membuat anak lebih bersemangat, lebih disiplin dalam melakukan kegiatan, kita pun sebagai orang tua menjadi konsisten dalam mendisiplinkan buah hati.
Tetapi memberikan penghargaan pada buah hati tidak setiap hari ya. Jadikan penghargaan yang kita beri sebagai wujud terima kasih kita kepada mereka karena telah mengikuti aturan yang kita beri. Hanya sesekali memberikan penghargaan tidak masalah kok. Ketika kita berkonsep memberikan penghargaan ini kita juga harus berdiskusi dengan pasangan, satukan tujuan. Apakah dalam proses pembuatan papan penghargaan ini ada debat dengan suami? Tentu, hehehe. Kita sempat berdebat, karena aku minta sama suami penghargaannya dalam bentuk memberikan makanan atau mainan kesukaannya setiap hari. Tapi, suami tetap kekeh mengatakan evaluasi ini dilakukan hanya sebulan. Kita lihat kemampuannya. Kalau setiap hari itu bukan evaluasi. Jelas suamiku. Okelah aku ikut dia saja. secara Mas bojo, kepala sekolah di madrasah rumah tangga kami.
Sebelum kita praktek dengan penghargaan tersebut, kita perlu untuk memberi tahu pada buah hati konsep kita yang sudah sejalan. Jelaskan seperti apa sistem kerjanya nanti. Disamping itu anak juga dapat mengenal “angka” dari stiker yang kita buat.
Tidak hanya papan penghargaan saja yang kerap kita terapkan, tetapi rencana kepala sekolah madrasahku, nantinya akan ada papan rencana. Agar tujuan pendidikan kita jelas dan sesuai jadwal. Siapa yang mengerjakan, siapa yang bertanggung jawab dalam memberikan ilmu tersebut kepada buah hati.
Kenapa kita buat seperti ini? Ada papan penghargaan dan ada papan tujuan pengasuhan? Agar semua jelas dan sesuai skema yang kita buat. Karena memiliki keturunan itu tidak hanya kita berikan makan dan pakaian saja. Tetapi anak kita juga berhak mendapatkan pendidikan yang baik dari orang tuanya. Itulah yang dikatakan rumah adalah madrasah pertama. Kita sepakat untuk mengutamakan adabnya anak-anak disamping akademisnya. Karena, orang yang pintar akademis sudah banyak dan memang nilainya seperti itu, konkrit. Tetapi, orang yang beradab itu yang jarang, dan nilainya berbeda-beda.
1 Comment